Saturday, April 26, 2008

Bos Restorant yang jahat

Mungkin ada yg bisa diambil hikmahnya..


TOUCHING STORY FROM ITALY

Dibalik cerita Pedonor sumsum tulang belakang dan pelaku pemerkosaan. Di
suatu Koran Itali, muncullah berita pencarian orang yang istimewa 17 Mei
1992 di parkiran mobil ke 5 Wayeli (nama kota, tak tahu aku bener engga
nulisnya), seorang wanita kulit putih diperkosa oleh seorang kulit hitam.
Tak lama kemudian, sang wanita melahirkan seorang bayi perempuan berkulit
hitam. Ia dan suaminya tiba-tiba saja menanggung tanggung jawab untuk
memelihara anak ini. Sayangnya,sang bayi kini menderita leukemia (kanker
darah). Dan ia memerlukan transfer sumsum tulang belakang segera.

Ayah kandungnya merupakan satu-satunya penyambung harapan hidupnya.
Berharap
agar pelaku pada waktu itu saat melihat berita ini, bersedia menghubungi
Dr. Adely di RS Elisabeth. Berita pencarian orang ini membuat seluruh
masyarakat gempar. Setiap orang membicarakannya.Masalahnya adalah apakah orang hitam
ini berani muncul. Padahal jelas ia akan menghadapi kesulitan besar, Jika
ia
berani muncul, ia akan menghadapi masalah hukum, dan ada kemungkinan
merusak
kehidupan rumah tangganya sendiri. Jika ia tetap bersikeras untuk diam,
ia sekali lagi membuat dosa yang tak terampuni. Kisah ini akan berakhir
bagaimanakah ? Seorang anak perempuan yang menderita leukimia ternyata
menyimpan suatu kisah yang memalukan di suatu perkampungan Itali.Martha,
35 thn, adalah wanita yang menjadi pembicaraan semua orang.

Ia dan suaminya Peterson adalah warga kulit putih, tetapi diantara kedua
anaknya, ternyata terdapat satu yang berkulit hitam. Hal ini menarik
perhatian setiap orang disekitar mereka untuk bertanya, Martha hanya
tersenyum kecil berkata pada mereka bahwa nenek berkulit hitam, dan
kakeknya
berkulit putih, maka anaknya Monika mendapat kemungkinan seperti ini.
Musim
gugur 2002, Monika yang berkulit hitam terus menerus mengalami demam
tinggi.
Terakhir, Dr. Adely memvonis Monika menderita leukimia. Harapan
satu-satunya
hanyalah mencari pedonor sumsum tulang belakang yang paling cocok
untuknya.
Dokter menjelaskan lebih lanjut. Diantara mereka yang ada hubungan darah
dengan Monika merupakan cara yang paling mudah untuk menemukan pedonor
tercocok. Harap seluruh anggota keluarga kalian berkumpul untuk menjalani
pemeriksaan sumsum tulang belakang.

Raut wajah Martha berubah, tapi tetap saja seluruh keluarga menjalani
pemeriksaan. Hasilnya tak satupun yang cocok. Dokter memberitahu mereka,
dalam kasus seperti Monika ini, mencari pedonor yang cocok sangatlah
kecil
kemungkinannya. Sekarang hanya ada satu carayang paling manjur, yaitu
Martha
dan suaminya kembali mengandung anak lagi. Dan mendonorkan darah anak
untuK.
Monika. Mendengar usul ini Martha tiba-tiba menjadi panik, dan berkata
tanpa suara "Tuhan..kenapa menjadi begini ?" Ia menatap suaminya, sinar matanya
dipenuhi ketakutan dan putus asa. Peterson mengerutkan keningnya
berpikir.
Dr. Adely berusaha menjelaskan pada mereka, saat ini banyak orang yang
menggunakan cara ini untuk menolong nyawa para penderita leukimia, lagi
pula
cara ini terhadap bayi yang baru dilahirkan sama sekali tak ada
pengaruhnya.
Hal ini hanya didengarkan oleh pasangan suami istri tersebut, dan
termenung
begitu lama. Terakhir mereka hanya berkata, Biarkan kami memikirkannya
kembali.

Malam kedua, Dr. Adely tengah bergiliran tugas, tiba-tiba pintu ruang
kerjanya terbuka, pasangan suami-istri tersebut. Martha menggigit
bibirnya
keras, suaminya Peterson, menggenggam tangannya, dan berkata serius pada
dokter. Kami ada suatu hal yang perlu memberitahumu. Tapi harap Anda
berjanji untuk menjaga kerahasiaan ini, karena ini merupakan rahasia kami
suami-istri selama beberapa tahun. Dr. Adely menganggukkan kepalanya.
Lalu
mereka menceritakan Itu adalah 10 tahun lalu, dimana Martha ketika pulang
kerja telah diperkosa seorang remaja berkulit hitam. Saat Martha sadar,
dan
pulang ke rumah dengan tergesa-gesa, waktu telah menunjukkan pukul 1
malam.
Waktu itu aku bagaikan gila keluar rumah mencari orang hitam itu untuk
membuat perhitungan. Tapi telah tak ada bayangan orang satupun. Malam itu
kami hanya dapat memeluk kepala masing-masing menahan kepedihan.
Sepertinya
seluruh langit runtuh.

Bicara sampai sini, Peterson telah dibanjiri air mata, Ia melanjutkan
kembali . Tak lama kemudian Martha mendapati dirinya hamil. Kami merasa
sangat ketakutan, kuatir bila anak yang dikandungnya merupakan milik
orang
hitam tersebut. Martha berencana untuk menggugurkannya, tapi aku masih
mengharapkan keberuntungan, mungkin anak yang dikandungnya adalah bayi
kami.

Begitulah, kami ketakutan menunggu beberapa bulan. Maret 1993, Martha
melahirkan bayi perempuan, dan ia berkulit hitam. Kami begitu putus asa,
pernah terpikir untuk mengirim sang anak ke panti asuhan. Tapi mendengar
suara tangisnya, kami sungguh tak tega. Terlebih lagi bagaimanapun Martha
telah mengandungnya, ia juga merupakan sebuah nyawa. pada akhirnya kami memutuskan untuk
memeliharanya, dan memberinya nama Monika.

Mata Dr. Adely juga digenangi air mata, pada akhirnya ia memahami kenapa
bagi kedua suami istri tersebut kembali mengandung anak merupakan hal
yang sangat mengkuatirkan. Ia berpikir sambil mengangguk-anggukkan kepala
berkata Memang jika demikian, kalian melahirkan 10 anak sekalipun akan sulit
untuk mendapatkan donor yang cocok untuk Monika. Beberapa lama kemudian, ia memandang Martha dan berkata Kelihatannya, kalian harus mencari ayah kandung Monika. Barangkali sumsum tulangnyacocok untuk Monika.Tetapi, apakah kalian bersedia membiarkan ia kembali muncul dalam kehidupan kalian ?

Martha berkata : "Demi anak, aku bersedia berlapang dada memaafkannya. Bila ia bersedia muncul menyelamatkannya. Aku tak akan memperkarakannya. Dr. Adely merasa terkejut akan kedalaman cinta sang ibu.

Martha dan Peterson mempertimbangkannya baik-baik, sebelum akhirnya
memutuskan memuat berita pencarian ini di koran dengan menggunakan nama
samaran.

November 2002, di koranWayeli termuat berita pencarian ini, seperti
yang digambarkan sebelumnya. Berita ini memohon sang pelaku pemerkosaan
waktu itu berani muncul, demi untuk menolong sebuah nyawa seorang anak
perempuan penderita leukimia ! Begitu berita ini keluar, tanggapan
masyarakat begitu menggemparkan. Kotak surat dan telepon Dr. Adely
bagaikan meledak saja, kebanjiran surat masuk dan telepon, orang-orang terus
bertanya siapakah wanita ini Mereka ingin bertemu dengannya, berharap dapat
memberikan bantuan padanya. Tetapi Martha menolak semua perhatian mereka, ia tak ingin mengungkapkan identitas sebenarnya, lebih tak ingin lagi
identitas Monika sebagai anak hasil pemerkosaan terungkap.

Seluruh media penuh dengan diskusi tentang bagaimana cerita ini berakhir.
(suratkabar Roma) Komentar dengan topik : Orang hitam itu akan munculkah
?
Jika orang hitam ini berani muncul, akan bagaimanakah masyarakat kita
sekarang menilainya Akankah menggunakan hukum yang berlaku untuk
menghakiminya Haruskah ia menerima hukuman dan cacian untuk masa lalunya,
ataukah ia harus menerima pujian karena keberaniannya hari ini ?

Saat itu berita pencarian juga muncul di Napulese, memporakporandakan
perasaan seorang pengelola toko minuman keras berusia 30 tahun. Ia
seorang kulit hitam, bernama Ajili. 17 Mei 1992 waktu itu, ia memiliki lembaran
tergelam merupakan mimpi terburuknya di malam berhujan itu. Ia adalah
sang
peran utama dalam kisah ini. Tak seorangpun menyangka, Ajili yang sangat
kaya raya itu, pernah bekerja sebagai pencuci piring panggilan.

Dikarenakan orang tuanya telah meninggal sejak ia masih muda, ia yang tak pernah mengenyam dunia pendidikan terpaksa bekerja sejak dini. Ia yang begitu pandai dan cekatan, berharap dirinya sendiri bekerja dengan giat demi
mendapatkan sedikit uang dan penghargaan dari orang lain. Tapi sialnya,
bosnya merupakan seorang rasialis, yang selalu mendiskriminasikannya. Tak
peduli segiat apapun dirinya, selalu memukul dan memakinya. 17 Mei 1992,
merupakan ulang tahunnya ke 20, ia berencana untuk pulang kerja lebih
awal
merayakan hari ulang tahunnya. Siapa menyangka, ditengah kesibukan ia
memecahkan sebuah piring. Sang bos menahan kepalanya, memaksanya untuk
menelan pecahan piring. Ajili begitu marah dan memukul sang bos, lalu
berlari keluar meninggalkan restoran. Ditengah kemarahannya ia bertekad
untuk membalas dendam pada si kulit putih. Malam berhujan lebat, tiada
seorangpun lewat, dan di parkiran ia bertemu Martha. Untuk membalaskan
dendamnya akibat pendiskriminasian, ia pun memperkosa sang wanita yang
tak berdosa ini.

Tapi selesai melakukannya, Ajili mulai panik dan ketakutan. Malam itu
juga Ia menggunakan uang ulang tahunnya untuk membeli tiket KA menuju
Napulese, meninggalkan kota ini.Di Napulese, ia bertemu keberuntungannya. Ajili mendapatkan pekerjaan dengan lancar di restoran milik orang Amerika.
Kedua
pasangan Amerika ini sangatlah mengagumi kemampuannya, dan menikahkannya
dengan anak perempuan merka, Lina, dan pada akhirnya juga mempercayainya
untuk mengelola toko mereka. Beberapa tahun ini, ia yang begitu tangkas,
tak hanya memajukan bisnis toko minuman keras ini, ia juga memiliki 3 anak
yang lucu.

Dimata pekerja lainnya dan seluruh anggota keluarga, Ajili
merupakan bos yang baik, suami yang baik, ayah yang baik. Tapi hati nuraninya tetap
membuatnya tak melupakan dosa yang pernah diperbuatnya.

Ia selalu memohon ampun pada Tuhan dan berharap Tuhan melindungi wanita
yang
pernah diperkosanya, berharap ia selalu hidup damai dan tentram. Tapi ia
menyimpan rahasianya rapat-rapat, tak memberitahu seorangpun. Pagi hari
itu,
Ajili berkali-kali membolak-balik koran, ia terus mempertimbangkan
kemungkinan dirinyalah pelaku yang dimaksud. Sedikitpun ia tak pernah
membayangkan bahwa wanita malangitu mengandung anaknya, bahkan menanggung
tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga anak yang awalnya bukanlah
miliknya.

Hari itu, Ajili beberapa kali mencoba menghubungi no.Telepon
Dr.Adely.Tapi
setiap kali, belum sempat menekan habis tombol telepon, iatelah
menutupnya
kembali. Hatinya terus bertentangan, bila ia bersedia mengakui semuanya,
setiap orang kelak akan mengetahui sisi terburuknya ini, anak-anaknya tak
akan lagi mencintainya, ia akan kehilangan keluarganya yang bahagia dan
istrinya yang cantik. Juga akan kehilangan penghormatan masyarakat
disekitarnya. Semua yang ia dapatkan dengan ditukar kerja kerasnya
bertahun-tahun. Malam itu, saat makan bersama, seluruh keluarga
mendiskusikan kasus Martha.Sang istri, Lina berkata : : "Aku sangat
mengagumi Martha. Bila aku diposisinya, aku tak akan memiliki keberanian
untuk memelihara anak hasil perkosaan hingga dewasa. Aku lebih mengagumi
lagi suami Martha, ia sungguh pria yang patut dihormati, tak disangka ia
dapat menerima anak yang demikian". Ajili termenung mendengarkan pendapat
istrinya, dan tiba-tiba mengajukan pertanyaan: Kalau begitu, bagaimana
kau
memandang pelaku pemerkosaan itu ? Sedikitpun aku tak akan memaafkannya
!!!

Waktu itu ia sudah membuat kesalahan, kali ini juga hanya dapat meringkuk
menyelingkupi dirinya sendiri, ia benar-benar begitu rendah, begitu
egois,
begitu pengecut ! Ia benar-benar seorang pengecut ! demikian istrinya
menjawab dengan dipenuhi api kemarahan. Ajili mendengarkan saja, tak
berani
mengatakan kenyataan pada istrinya. Malam itu, anaknya yang baru berusia
5 tahun begitu rewel tak bersedia tidur, untuk pertama kalinya Ajili
kehilangan kesabaran dan menamparnya. Sang anak sambil menangis berkata
:"Kau ayah yang jahat, aku tak mau peduli kamu lagi. Aku tak ingin kau
menjadi ayahku". Hati Ajili bagai terpukul keras mendengarnya, ia pun
memeluk erat-erat sang anak dan berkata: "Maaf, ayah tak akan memukulmu
lagi. Ayah yang salah, maafkan papa ya".

Sampai sini, Ajili pun tiba-tiba menangis. Sang anak terkejut dibuatnya,
dan
buru-buru berkata padanya untuk menenangkan ayahnya : "Baiklah,
kumaafkan.
Guru TK ku bilang, anak yang baik adalah anak yang mau memperbaiki
kesalahannya. Malam itu, Ajili tak dapat terlelap, merasa dirinya
bagaikan
terbakar dalam neraka. Dimatanya selalu terbayang kejadian malam berhujan
deras itu, dan bayangan sang wanita. Ia sepertinya dapat mendengarkan
jerit tangis wanita itu.

Tak henti-hentinya ia bertanya pada dirinya sendiri :
"Aku ini sebenarnya orang baik, atau orang jahat ?" Mendengar bunyi napas
istrinya yang teratur, ia pun kehilangan seluruh keberaniannya untuk
berdiri. Hari kedua, ia hampir tak tahan lagi rasanya. Istrinya mulai
merasakan adanya ketidakberesan pada dirinya, memberikan perhatian
padanya
dengan menanyakan apakah ada masalah Dan ia mencari alasan tak enak badan
untuk meloloskan dirinya. Pagi hari di jam kerja, sang karyawan
menyapanya
ramah : "Selamat pagi, manager !" Mendengar itu, wajahnya tiba-tiba
menjadi
pucat pasi, dalam hati dipenuhi perasaan tak menentu dan rasa malu. Ia
merasa dirinya hampir menjadi gila saja rasanya.

Setelah berhari-hari memeriksa hati nuraninya, Ajili tak dapat lagi terus
diam saja, iapun menelepon Dr. Adely. Ia berusaha sekuat tenaga menjaga
suaranya supaya tetap tenang : "Aku ingin mengetahui keadaan anak malang
itu. Dr. Adely memberitahunya, keadaan sang anak sangat parah. Dr.Adely
menambahkan kalimat terakhirnya berkata :"Entah apa ia dapat menunggu
hari kemunculan ayah kandungnya. Kalimat terakhir ini menyentuh hati Ajili
yang paling dalam, suatu perasaan hangat sebagai sang ayah mengalir keluar,
bagaimanapun anak itu juga merupakan darah dagingnya sendiri ! Ia pun
membulatkan tekad untuk menolong Monika. Ia telah melakukan kesalahan
sekali, tak boleh kembali membiarkan dirinya meneruskan kesalahan ini.
Malam hari itu juga, ia pun mengobarkan keberaniannya sendiri untuk memberitahu sang istri tentang segala rahasianya. Terakhir ia berkata : "Sangatlah mungkin bahwa aku adalah ayah Monika Aku harus menyelamatkannya Lina sangat
terkejut, marah dan terluka, mendengar semuanya, ia berteriak marah
:"Kau PEMBOHONG !" Malam itu juga ia membawa ketiga anak mereka, dan lari
pulang ke rumah ayah ibunya. Ketika ia memberitahu mereka tentang kisah Ajili, kemarahan kedua suami-istri tersebut dengan segera mereda. Mereka adalah dua
orang tua yang penuh pengalaman hidup, mereka menasehatinya : "Memang
benar,
kita patut marah terhadap segala tingkah laku Ajili di masa lalu. Tapi
pernahkah kamu memikirkan, ia dapat mengulurkan dirinya untuk muncul,
perlu
berapa banyak keberanian besar. Hal ini membuktikan bahwa hati nuraninya
belum sepenuhnya terkubur. Apakah kau mengharapkan seorang suami yang
pernah
melakukan kesalahan tapi kini bersedia memperbaiki dirinya Ataukah
seornag
suami yang selamanya menyimpan kebusukan ini didalamnya ?" Mendengar ini
Lina terpekur beberapa lama.
Pagi-pagi di hari kedua, ia langsung kembali ke sisi Ajili, menatap mata
sang suami yang dipenuhi penderitaan, Lina menetapkan hatinya berkata :
"Ajili, pergilah menemui Dr. Adely ! Aku akan menemanimu !"

3 Februari 2003, suami istri Ajili, menghubungi Dr. Adely.8 Februari,
pasangan tersebut tiba di RS Elisabeth, demi untuk pemeriksaan DNA Ajili.
Hasilnya Ajili benar-benar adalah ayah Monika. Ketika Martha mengetahui
bahwa orang hitam pemerkosanya itu pada akhirnya berani memunculkan
dirinya,
ia pun tak dapat menahan air matanya. Sepuluh tahun ini ia terus memendam
dendam kesumat terhadap Ajili, namun saat ini ia hanya dipenuhi perasaan
terharu. Segalanya berlangsung dalam keheningan. Demi untuk melindungi
pasangan Ajili dan pasangan Martha, pihak RS tidak mengungkapkan dengan
jelas identitas mereka semua pada media, dan juga tak bersedia
mengungkapkan
keadaan sebenarnya, mereka hanya memberitahu media bahwa ayah kandung
Monika
telah ditemukan.

Berita ini mengejutkan seluruh pemerhati berita ini. Mereka terus-menerus
menelepon, menulis suratpada Dr. Adely, memohon untuk dapat menyampaikan
kemarahan mereka pada orang hitam ini, sekaligus penghormatan mereka
padanya. Mereka berpendapat : "Barangkali ia pernah melakukan tindak
pidana,
namun saat ini ia seorang pahlawan !" 10 Februari, kedua pasangan Martha
dan suami memohon untuk dapat bertemu muka langsung dengan Ajili. Awalnya
Ajili tak berani untuk menemui mereka, namun pada permohonan ketiga
Martha,
iapun menyetujui hal ini. 18 Februari, dalam ruang tertutup dan
dirahasiakan
di RS, Martha bertemu langsung dengan Ajili.

Ajili baru saja memangkas rambutnya, saat ia melihat Marth, langkah
kakinya
terasa sangatlah berat, raut wajahnya memucat. Martha dan suaminya
melangkah
maju, dan mereka bersama-sama saling menjabat tangan masing-masing,
sesaat
ketiga orang tersebut diam tanpa suara menahan kepedihan, sebelum
akhirnya
air mata mereka bersama-sama mengalir. Beberapa waktu kemudian, dengan
suara
serak Ajili berkata : "Maaf...mohon maafkan aku !" Kalimat ini telah
terpendam dalam hatiku selama 10 tahun. Hari ini akhirnya aku mendapat
kesempatan untuk mengatakannya langsung kepadamu. Martha menjawab :
"Terima
kasih Kau dapat muncul. Semoga Tuhan memberkati, sehingga sumsum tulang
belakangmu dapat menolong putriku".

19 Februari, dokter melakukan pemeriksaan sumsum tulang belakang Ajili.
Untungnya, sumsum tulang belakangnya sangat cocok bagi Monika Sang dokter
berkata dengan antusias : "Ini suatu keajaiban !"
22 Februari 2003, sekian lama harapan masyarakat luas akhirnya
terkabulkan.
Monika menerima sumsum tulang belakang Ajili, dan pada akhirnya Monika
telah
melewati masa kritis. Satu minggu kemudian, Monika boleh keluar RS dengan
sehat walafiat. Martha dan suami memaafkan Ajili sepenuhnya, dan secara
khusus mengundang Ajili dan Dr. Adely datang kerumah mereka untuk
merayakannya. Tapi hari itu Ajili tidak hadir, ia memohon Dr. Adely
membawa
suratnya bagi mereka. Dalam suratnya ia menyatakan penyesalan dan rasa
malunya berkata :"Aku tak ingin kembali mengganggu kehidupan tenang
kalian.
Aku berharap Monika berbahagia selalu hidup dan tumbuh dewasa bersama
kalian. Bila kalian menghadapi kesulitan bagaimanapun, harap hubungi aku,
aku akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu kalian". Saat ini juga,
aku
sangat berterima kasih pada Monika, dari dalam lubuk hatiku terdalam,
dialah
yang memberiku kesempatan untuk menebus dosa. Dialah yang membuatku dapat
memiliki kehidupan yang benar-benar bahagia di saparoh usiaku
selanjutnya.
Ini adalah hadiah yang ia berikan padaku ! ( Italia post)

No comments: